Lagu SBY – Mentari Bersinar


Ini lagunya pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lagi hit dan menjadi salah satu soal di ujian CPNS Kementrian Perdagangan. Hebat presiden kita bisa menciptakan lagu 🙂

Anda bisa mendownloadnya disini (Mentari Bersinar)

LIRIK nya :
Laut Biru Membentang Luas,
Di Batas Suburnya Daratan
Menggenggam Harapan,
Untuk Masa Depan
Tanahku Yang Indah Permai Continue reading

Inikah namanya Globalisasi?

Barang-barang merek terkenal dan mahal yang dimiliki oleh negara asing itu salah satunya dibuat oleh pekerja Indonesia. Tapi apakah pekerjanya juga ikut dibayar mahal? ternyata hanya dibayar rata-rata Rp. 9000 perhari dan itu sudah dianggap pemerintah menjadi upah UMR yang sangat wajar. Ya apa boleh buat, regulatornya adalah pemerintah.

Coba kita lihat video yang ada dibawah ini, apakah perusahaan asing yang ingin memajukan perekonomian Indonesia itu, apakah murni demi membantu rakyat Indonesia. Atau jenis perbudakan yang lebih modern? 

Mari kita lihat video dibawah ini :

GlobalGlobalisasiBagaimana tanggapan teman-teman? 🙂 salam damai

Nilai Kesuksesan!

NILAI KESUKSESAN
Di sebuah sekolah, seorang guru mendapat pertanyaan dari salah seorang muridnya yang paling kritis. “Guru, apakah kami semua nanti bisa sukses?” Sang guru tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tak lama, ia mengeluarkan uang senilai seratus ribu dari kantongnya. “Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Semua anak berebutan mengacungkan tangannya. Uang senilai itu bagi mereka sangat besar.

Tiba-tiba, sang guru melipat-lipat dan meremas uang itu hingga kucel dan tidak karuan bentuknya. Ia pun berujar lagi, “Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Walaupun merasa heran dengan kelakuan gurunya, murid-murid tidak peduli, mereka kembali mengacungkan jarinya, sambil berteriak “Saya..saya..saya..” Semua serempak mengajukan diri untuk mendapatkan uang itu.

Melihat antusiasme muridnya, sang guru kemudian menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan menginjak-injak uang itu hingga kecil, tidak karuan dan kotor. Mendapati gurunya melakukan hal itu pada uang tersebut, sebagian murid melongo. Mereka tak tahu apa maksudnya sang guru menginjak-injak uang yang nilainya sangat besar bagi mereka itu. Guru pun kembali bertanya, “Hayoo, siapa yang masih menginginkan uang ini?”

Ternyata, meski uang itu menjadi jelek, kumal dan bahkan bercampur sedikit lumpur yang berasal dari injakan sepatu guru, masih banyak murid yang antusias mendapatkan uang tersebut. “Aku guru..aku..”
“Kalian tetap saja mau dengan uang ini? Kalian tidak melihat betapa uang ini sangat kucel, jelek, kumal dan bau?”
“Jelek itu kan hanya bentuknya saja guru. Tetapi saja uang itu nilainya seratus ribu,” jawab murid-murid yang tetap antusias meminta gurunya memberikan uang itu.

Sang guru pun kemudian berujar, “Kalian benar. Meskipun sudah tidak karuan bentuknya, uang itu tetap berharga dan kalian tetap ingin memilikinya. Nah, jika tadi ada pertanyaan, apakah semua bisa sukses? Jawabannya sama seperti nilai uang ini. Dalam proses menuju ke arah kesuksesan, kalian pasti akan mengalami berbagai ujian dan cobaan, mungkin mengalami jatuh, diinjak, dan dilecehkan. Walaupun begitu, nilai diri kalian tidak akan berubah. Semua tergantung kalian sendiri, bisa menjaga nilai yang ada dalam diri kalian atau tidak. Jika kalian mampu menghargai diri sendiri dan menentukan nilai diri, dengan keyakinan, kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka sukses pasti kalian dapatkan.”

Pembaca yang budiman,
Tak peduli berbagai ujian, cobaan, halangan, dan tantangan yang menghadang, jika kita punya satu nilai dalam keyakinan dalam diri, bahwa sukses adalah hak saya, maka jalan kesuksesan pasti akan selalu terbuka.

Karena itu, seberat apapun perjuangan yang kita lakukan, seganas apapun padang gurun yang kita harus lewati, setinggi apapun gunung yang akan kita daki, seluas apapun samudra yang kita seberangi, tetaplah pelihara semangat “Success is my right!” Tanamkan dalam diri, dan teruslah bekerja keras untuk mewujudkan semua mimpi. Harta tak ternilai itu ada dalam diri Anda. Perjuangkan!!!….oleh : Andri Wongso

Ketika Tuhan Bilang “Tidak”

Ketika Kita meminta, “Tuhan ambillah kesombonganku dariku.” Tuhan berkata, “Tidak, bukan Aku yang mengambil tapi kau yang harus menyerahkannya. ” Ketika Kita meminta, “Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat.” Tuhan berkata, “Tidak, jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara.” Ketika Kita meminta, “Tuhan beri aku kesabaran.” Tuhan berkata, “Tidak, kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri.” Ketika Kita meminta, “Tuhan beri aku kebahagiaan. ” Tuhan berkata, “Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu.” Ketika Kita meminta “Tuhan jauhkan aku dari kesusahan.” Tuhan berkata, “Tidak, penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi Dan mendekatkanmu pada-Ku.” Ketika Kita meminta, “Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat.” Tuhan berkata, “Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal.” Ketika Kita meminta, “Tuhan Bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cinta-Mu padaku. Tuhan berkata “Akhirnya engkau mengerti Anak KU” Kadang kala Kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, Kita telah susah payah memanjatkan DOA, meminta Dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak Ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah Kita kirimkan tak Ada jawaban sama sekali, sementara orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya- tanpa susah payah. Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik Dan sesuai, justru berakhir dengan penolakkan Dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun justru kebutuhan yang terus meningkat. Kadang permintaan Kita adalah yang terbaik karena menganggap Kita mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan TETAPI Tuhan jauh lebih mengetahui keadaan Kita melebihi dari apa yang Kita pikirkan karena Dia adalah Sang Pencipta Dan Dia tahu dengan pasti apa akibat bila permintaan Kita dikabulkan Nya sedangkan diri Kita masih belum siap menerimanya. Kita akan semakin jatuh, semakin jauh dari pada Nya Dan akan membanggakan kemampuan diri sendiri Dan tidak berharap sepenuhnya kepada Nya. Berbahagialah bila doa2 anda belum dijawab karena Tuhan akan membimbing Dan menguatkan anda sehingga pada saat anda diberkati oleh Nya bibir Dan mulut anda tidak akan berhenti bersyukur Dan memuji kebesaran nama Nya…… Mungkin tidak sekarang tapi Tuhan tahu kapan mengabulkan doa2 mu karena Tuhan tahu yang terbaik yang Kita tidak tahu.

Forgiveness

Oleh : Nathalia Sunaidi

Memaafkan adalah sebuah mukjizat yang bisa kita lakukan setiap saat. Saya baru menyadari pentingnya memaafkan setelah menjadi seorang hipnoterapis. Memaafkan berarti melepas. Dan tidak memaafkan adalah bagaikan seseorang yang di punggungnya terjahit ikatan-ikatan yang selalu menariknya mundur kembali pada saat dia berusaha untuk maju, dan sakitnya terasa merobek kulit.

Saya mempunyai klien seorang wanita muda yang cantik. Dia datang ke terapi karena telah berkali-kali mencoba bunuh diri. Sering sekali dia merasakan sedih yang tanpa alasan ketika ia bangun dari tidurnya dan di momen seperti itu ia akan mencoba bunuh diri karena kesedihannya tidak tertahankan. “Saya sedang sakit, bukan di tubuh tapi di batin. Obat apa pun telah saya minum tapi belum ada obat yang menyembuhkan batin saya”. Ketika saya tanya tujuannya menjalani terapi, dia menjawab, “Saya memiliki seorang suami yang sangat baik. Dan saya mau tetap hidup untuknya”.

Kami melakukan sesi hipnosis untuk mencari sumber kesedihannya yang membuatnya terus ingin bunuh diri. Saya meregresinya memasuki momen-momen di kehidupan sekarang. Dia memasuki banyak momen-momen indah dalam hidupnya. Sampai ketika saya meregresinya memasuki masa kecilnya, tiba-tiba tubuhnya menegang dan dia berteriak menangis, “Jangan biarkan dia masuk!”. “Siapa dia?”, tanya saya. “Ayah tiri saya. Dia menyentuh tubuh saya ketika saya sedang mandi”. “Kamu usia berapa saat itu?”. “Lima tahun. Dia terus memaksa saya untuk melayaninnya sampai saya berusia delapan tahun. Rumah kami kecil, hanya memiliki satu kamar sehingga saya harus tidur bersama dia. Ibu saya sering tidak berada di rumah”. Pelecehan seksual itu berhenti ketika mereka pindah ke rumah yang lebih besar dan neneknya tinggal bersamanya. Ketika saya tanya apakah ada orang lain yang mengetahui hal ini, dia menjawab tidak ada seorang pun yang tahu bahkan ibunya dan suaminya pun tidak tahu kejadian masa kecilnya itu. Setelah kami mengolah momen masa kecilnya itu, sampailah dia di momen memaafkan, “Saya maafkan dia dengan sepenuh hati untuk membebaskan saya dari cengkraman kesedihan ini. Tiga tahun dia memperkosa saya, tapi saya terus membawa siksaan itu sampai sekarang. Saya maafkan dia sekarang”.

Beberapa hari kemudian dia menelpon saya dengan suara yang lebih ceria. Dia bilang dia sudah bisa tersenyum dengan ringan seperti roh hitam yang selama ini merasukinya telah meninggalkan tubuhnya. Dan dia masih meneruskan terapinya untuk hasil yang lebih maksimal.

Banyak masalah yang begitu kompleks yang berangsur-angsur menjadi lebih baik dengan kita mau memaafkan. Memaafkan diri kita, memaafkan orang lain, memaafkan momen-momen buruk dalam hidup kita, memaafkan kekhilafan kita yang berarti kita melepaskan ikatan-ikatan yang terjahit di punggung kita supaya kita bisa melangkah maju dengan bebas dan menjalani hidup lebih bahagia.

Adu 3 negara ttg Koneksi Internet

Tiga negara, yaitu Amerika, Inggris, dan Indonesia berlomba-lomba menentukan siapa diantara mereka yang lebih dulu menggunakan teknologi canggih dengan meneliti keadaan tanah negaranya masing-masing untuk melihat siapa yang terhebat di masa lalu. Disepakati penelitian dimulai dari Amerika trus Inggris dan terakhir Indonesia.
Di Amerika, setelah penggalian sudah mencapai 1000 meter maka ditemukan kabel tembaga, maka Team Amerika dengan bangganya menyimpulkan bahwa 1500 tahun yang lalu telah dibangun jalur telepon dengan memakai tembaga di Amerika.
Di Inggris, setelah penggalian sudah mencapai kedalaman 1000 m tidak ditemukan kabel tembaga, tetapi setelah mencapai kedalaman 1500 m ditemukan serpihan kaca, maka Team Inggris tersebut dengan bangganya menyimpulkan bahwa 2500 tahun yang lalu telah dibangun jalur komunikasi dengan memakai Fiber Optik di Inggris.
Dan terakhir di Indonesia, setelah penggalian sudah mencapai kedalaman 500 m dan 1000 m sampai seterusnya tidak ditemukan apa-apa, lalu dengan sangat bangganya, maka Team Indonesia menyimpulkan bahwa 5000 tahun yang lalu komunikasi di sini telah menggunakan wireles

BODOH TERIAK BODOH

Oleh : Toni Yoyo, STP, MM, MT (Rabu, 10 Januari 2007, 21:13 WIB)

Dua orang Bos ‘berlomba’ menonjolkan kebodohan sopirnya. Bos A kemudian
memanggil sopirnya, “Sono, tolong beli mobil BMW seri terbaru dengan uang Rp
100 ribu ini”. “Baik Tuan”. Dengan cepat Sono berlalu.

Bos A dengan senyum kemenangan, “Tuh lihat sendiri kan betapa bodohnya sopir
saya”. “Ah itu sih belum apa-apa dibanding kebodohan sopirku”, sahut Bos B.
“Sunu, tolong cek apakah Bapak (Bos B) ada di rumah saat ini”. “Segera Tuan”
sahut Sunu. Diapun segera berlalu. Dengan tertawa keras Bos B memandang Bos A
untuk menunjukkan bahwa dialah yang menang dalam ‘pertandingan kebodohan’
ini.

Kedua sopir kemudian bertemu di jalan. Sono berkata, “Ampun deh Bosku itu
sangat tolol”. “Ah kamu sih belum tahu kalau Bosku jauh lebih tolol dibanding
Bosmu”, respon Sunu.

Tidak mau kalah Sono menyambung, “Bayangkan Bosku memberi uang Rp 100 ribu
untuk membeli BMW seri terbaru. Mana mungkin itu ???”. “Masa Bos tidak tahu
kalau hari ini hari Minggu. Mana ada show room yang buka sehingga aku bisa
membeli mobil BMW seri terbaru ?”.

“Iya.. ya benar juga. Tapi dengar dulu ceritaku sebelum kamu berpikir bahwa
Bosmulah yang paling bodoh”. “Masa Bosku minta tolong aku untuk mengecek
apakah dia yang saat ini bersama Bosmu di sini, ada di rumah saat ini ?. Aneh
sekali”. “Kan Bosku punya HP, kenapa dia tidak langsung telpon ke rumah untuk
menanyakan apakah dia ada di rumah atau tidak saat ini?”.

Mungkin kita akan tersenyum lebar membaca cerita di atas sambil berpikir
apakah benar ada orang sebodoh Sono dan Sunu, kedua sopir tersebut.

Dalam dunia nyata, kita sangat dekat dengan orang-orang ‘bodoh’ yang teriak
‘bodoh’ seperti kedua sopir yang mengatakan kedua Bos mereka bodoh tanpa
mereka mengerti bahwa sebenarnya mereka ‘lebih bodoh’. Bahkan, tanpa
bertendensi apapun, jangan-jangan kitapun termasuk kelompok ‘bodoh teriak
bodoh’ ini.

Banyak orang yang terbiasa mencela orang lain terutama karena kesalahan dan
kekurangan orang lain tersebut. Tidak jarang celaan itu muncul dari pikiran
iri, dengki, takut kalah, dan lain-lain penyakit pikiran yang banyak
menghinggapi orang jaman sekarang. Padahal setiap orang memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada keterbatasan dalam diri setiap orang. Tidak ada yang
sempurna segala-galanya. Apakah kita memiliki hak untuk mengatakan orang lain
bodoh, selalu salah, jelek, dan lain-lain yang tidak baik ? Bukankah kita
sendiri pasti pernah melakukan kesalahan dan ‘kebodohan’ sewaktu kita belum
‘sepintar’ saat ini ?

Bos A dan B juga termasuk kelompok ‘bodoh teriak bodoh’ karena
mempertandingkan kebodohan sopirnya. Mereka tidak sadar bahwa merekapun
dikatakan bodoh oleh kedua sopir yang dibodoh-bodohi oleh mereka walaupun
pemberian ‘cap bodoh’ oleh kedua sopir kepada kedua Bos dalam konteks yang
berbeda.

Kita perlu sering ‘berkaca’ dan mengevaluasi diri untuk terus melakukan
perbaikan terhadap diri sendiri baik dalam tataran pemahaman maupun perbuatan
langsung melalui pikiran, ucapan dan perbuatan.
Jangan habiskan waktu kita untuk mencari-cari kesalahan dan kekurangan orang
lain. Manfaatkan waktu tersebut untuk mengolah diri menjadi lebih baik dari
waktu ke waktu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita menjadi
orang-orang yang punya daya saing tinggi untuk berkompetisi dalam dunia
bisnis atau profesional, dan sosial kemasyarakatan.

Pada akhirnya kita tidak akan terperosok ke dalam kelompok ‘bodoh teriak
bodoh’ dan bisa menjadi orang-orang yang ‘pintar’, yang tidak mudah
memberikan klaim atau label (terutama ‘bodoh’) kepada orang lain.

Penulis : Toni Yoyo, STP, MM, MT (toni_yoyo@yahoo.com)